Kemarau merupakan salah satu karya dari sastrawan Indonesia, yaitu A.A Navis. Novel ini terbit pertama kali pada tahun 1957. Navis memberikan kejutan kepada para pembacanya dengan sindiran tajam tentang persoalan kehidupan beragama. Sindiran tersebut dapat dilihat di novel ini. Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya IDENTITAS BUKU; Kendati masalah yang dikemukakan berbeda, cerpen Datangnya dan Perginya (1956) dan novel Kemarau (1967) karya A.A. Navis agaknya merupakan karya yang berhasil dalam menyelesaikan fenomena religiusitas dalam sastra Indonesia. Secara dialektis, dalam cerpennya A.A. Navis melontarkan sebuah tesis bahwa keharmonisan keluarga (Masri-Arni, saudara digunakan untuk mengkaji karya-karya yang telah terbit dalam kurun waktu yang lama. Salah satunya adalah cerpen berjudul Robohnya Surau Kami karya Ali Akbar Navis. Robohnya Surau Kami adalah karya monumental A.A. Navis yang terbit dalam kumpulan cerpen pada tahun 1965 dan masih dikenal hingga sekarang. Pada masa Karya peserta yang masuk 130 judul cerita anak. Selanjutnya, semua karya yang masuk dilakukan penilaian oleh dewan juri yang terdiri atas orang-orang yang berpengalaman di bidang penulisan cerita anak, yaitu Dr. Rina Ratih, S.S, M.Hum., Zainal Fanani, Drs. Umar Sidik, S.I.P., M.Pd. Sesudah melalui proses penyeleksian oleh dewan juri Selama berkarya, Navis menghasilkan puluhan karya. Dikutip dari publikasi "Laki-Laki Dan Pernikahan Dalam Kumpulan Cerpen Jodoh Karya A. A. Navis Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di SMA", karya-karya Navis diantaranya adalah Gerhana (2004), Di Lintasan Mendung (1983), Di sepanjang Pantai Purus (1971), dan Saraswati: Si Gadis dalam Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah nilai-nilai religius dalam kumpulan cerpen Airmataku Tertumpah di Arafah karya Imam Musbikin, yaitu hubungan manusia dengan Baru-Baru Ini Dicari .

novel kemarau karya aa navis